Melawan Lupa Seputar Kemerdekaan RI

NGANARASA.COM, Jakarta - Mari melawan lupa seputar kemerdekaan RI. Jelang #RI70 alias hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70, ternyata ada ada beberapa fakta yang menurut saya menarik untuk menambah pengetahuan seputar kemerdekaan. Saya ingin membagi beberapa fakta-fakta yang mungkin tidak banyak diketahui oleh khalayak masyarakat Indonesia. Berikut ini adalah fakta-fakta tersebut:

Melawan Lupa Seputar Kemerdekaan RI

1. Bung Karno Sedang Sakit Saat Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia

Proklamator kemerdekaan Indonesia ternyata sedang menderita Malaria Tertiana karena beliau sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya saat menyusun konsep naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda sehingga suhu badan beliau juga tinggi. 
"Pating greges", keluh Soekarno pada dokter pribadinya, dr. R. Soeharto.
Dokter Soeharto kemudian memberi Chinineurethan intramusculair dan menyuruh Soekarno menenggak pil brom chinine, lalu akhirnya beliau tertidur pulas. 

Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sebelum pembacaan teks Proklamasi), Bung Karno masih tertidur dikamarnya. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun dan melupakan sejenak tentang sakitnya, berpakaian rapih putih-putih lalu bergegas menemui Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.
"Demikianlah saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!!”, kata Bung Karno dan lagu kebangsaan pun dikumandangkan sambil Sang Saka Merah Putih dikibarkan.
Setelah beberapa saat, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya dan kembali tidur karena masih merasa meriang. Mengharukan bukan? :)


2. Tim Penyusun Naskah Proklamasi

Siapa saja penyusun naskah proklamasi? Tak hanya Soekarno-Hatta, tetapi juga ada sahabat-sahabat mereka, diantaranya Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo alias Achmad Soebardjo, Mohamad Ibnu Sayuti alias Sayuti Melik, dan Soekarni Kartodiwirjo alias Soekarni. Ternyata tadinya, nama-nama tersebut diusulkan oleh Bung Hatta untuk menandatangani teks proklamasi, tetapi Soekarni menolak usulan tersebut. 


Pengibaran bendera merah putih 17 Agustus 1945

3. Bendera Merah Putih dari Seprai dan Tenda Tukang Penjual Soto

Bendera Sang Saka Merah Putih adalah bendera pertama bagi Republik Indonesia. Bendera Merah Putih yang dijahit Ny. Fatmawati ini pertama dikibarkan setelah kumandang proklamasi. Tahukah Anda? Ternyata warna merah pada bendera kita pertama kali dibuat dari kain tenda tukang Soto. Dan warna putih berasal dari kain seprai. 
"Wah, ngaco lu! Masuk penjara lho nanti ngarang-ngarang gitu...", ujar salah satu teman saat saya memberi tahu fakta tersebut. Kenyataannya, hal tersebut memang benar dan bisa dicari referensinya dari Lukas Kastaryo, Mantan Brigjen di jaman Soekarno. Majalah Intisari Edisi Agustus 1991 juga pernah mengulasnya.

4. Bendera yang Dikibarkan Pertama Kali Berukuran 276 x 200 cm

Ny. Fatmawati dikenal sebagai tokoh yang menjahitkan bendera Merah Putih yang dikibarkan pertama kali. Ternyata beliau tidak membuat bendera tersebut sekali jadi. Sebelum tanggal 16 Agustus 1945, Fatmawati telah menjahitkan sebuah bendera.

Bendera berukuran sekitar 50 cm yang telah jadi tersebut, ketika diperlihatkan pada beberapa orang ternyata dinilai terlalu kecil. Malamnya, Ny. Fatmawati mencari kain merah dan putih untuk membuat bendera yang lebih besar dari lemari pakaiannya. Ia tidak menemukan kain merah yang sesuai dan hanya menemukan kain seprai berwarna putih bersih. 

Seperti yang dituturkan pada majalah Intisari Edisi Agustus 1991, untungnya Lukas Kastaryo, seorang pemuda yang berada di kediaman Soekarno berkeliling dan menemukan sebuah kain berwarna merah yang sedang dipakai sebagai tenda penjual Soto. Beliau menebus kain merah tersebut seharga 500 sen, harga yang cukup mahal saat itu, lalu menyerahkannya pada Ny. Fatmawati. Lukas Kastaryo, dikemudian hari masuk militer dengan pangkat terakhir Brigjen.

Ny. Fatmawati akhirnya langsung menjahitkan bendera berukuran 276 x 200 cm malam itu, lalu dikibarkan pada 17 Agustus 1945. Bendera tersebut dikibarkan terakhir kali pada tahun 1969 dan sekarang bisa dilihat di Museum Nasional. Bendera duplikatnya dibuat oleh Pemerintah dengan ukuran yang tidak jauh berbeda, yaitu 300 x 200 cm. 


Draft naskah asli Proklamasi

5. Seorang Wartawan Menemukan Naskah Asli Proklamasi Di Tong Sampah 

B.M Diah atau Burhanuddin Mohammad Diah atau Burhanuddin adalah seorang tokoh pers atau wartawan yang berasal dari Barus, Sumatera Utara. yang menemukan draft proklamasi asli di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda. Naskah historis tersebut asli ditulis oleh Soekarno yang kemudian disalin dan diketik Mohamad Ibnu Sayuti, atau dikenal Sayuti Melik.

Setelah ditemukan di tong sampah, ternyata Burhanuddin menyimpannya dengan baik. Pada 29 Mei 1992, Burhanuddin akhirnya menyerahkan draft tersebut kepada Presiden kedua Republik Indonesia, Presiden Soeharto. Beliau menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari. 

Jika Anda ingin melihat draft asli tersebut, silahkan ke Ruang Kemerdekaan di Monumen Nasional atau populer disebut Monas.


6. Kebohongan yang Menyelamatkan Dokumentasi Proklamasi

Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka.

Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman kantor Harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?


Melawan Lupa Seputar Kemerdekaan RI : Soekarno

Nah, apakah Anda sudah mengetahui fakta-fakta tersebut? Menarik bukan? Ternyata terjadi hal-hal yang menarik dibalik peristiwa bersejarah untuk Indonesia kala itu yang membuat kita tercengang atau bahkan tidak menyangka. Jika Anda sudah mengetahui fakta-fakta tersebut, anggap kita tengah melawan lupa, membantu memori untuk mendapatkan ingatan-ingatan sejarah yang tidak biasa ini. :)

Related Posts

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *